Tuesday, March 29, 2016

Tanpa Basa-Basi, Anu Sang Istri Diberi Lem Super Karena Ketahuan Selingkuh Oleh Suaminya

"Ia memerintahkan saya untuk rebahan sambil tidur dan membuka kedua kaki. Kemudian dia mengambil lem super dan mulai mengolesinya di seputar alat kelamin saya sambil merekatkan. Saya melihat ketakutan sambil menangis. Saya tak tahu apa yang dapat membuat seorang pria yang mencintai wanitanya dapat berbuat seperti itu," cerita sang istri.

Seorang suami tega merekatkan alat kelamin istrinya dengan lem super setelah mendapati sang istri selingkuh. Kejadian ini terjadi di daerah Mpumalanga yang berlokasi di Afrika Selatan. Suami dan istri yang tak disebutkan namanya ini memang tak memiliki hubungan rumah tangga yang harmonis. Sang istri mengaku bahwa suaminya kerap kali bersikap kasar dan memukulinya. Puncaknya terjadi ketika sang suami mengetahui bahwa sang istri berselingkuh dengan pamannya sendiri.
Berdasarkan cerita sang istri kepada African Eye News Service yang dikutip Kompas.com, sang suami mengambil sebuah panga, sejenis senjata untuk menebas (mirip golok), dan mengancam istrinya untuk melepas busana sambil berbaring merebahkan diri. Sang istri mau tak mau menuruti perintah suaminya karena, jika tidak, kepalanya terancam ditebas. Tak disangka sang suami melakukan hal yang menyeramkan, yakni merekatkan lem super pada alat kelamin sang istri.
Sebelumnya, sang istri juga mengatakan bahwa suaminya sudah berkali-kali ingin memotong tangannya dengan senjata tajam, tetapi ia selalu berhasil kabur. Sayangnya, kali ini sang istri tak dapat melarikan diri. Seusai kejadian tersebut, sang istri mengaku sakit setiap kali buang air kecil, tak dapat melakukan hubungan intim lagi, serta mengalami trauma yang tak berkesudahan. Sementara sang suami belum diketahui keberadaannya.
Polly Neate, selaku CEO dari Women's Aid, menanggapi, "Ini adalah sebuah insiden yang serius. Jika kita melihat sebuah kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga, tanpa disadari, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang selalu diingat sepanjang hidup oleh korban yang masih hidup. Harus ada penanganan yang serius baik untuk korban ataupun pelaku." (*)

No comments:

Post a Comment